Sabtu, 12 Maret 2011

Legenda Gajah Mada dari lamongan


LEGENDA ASAL-USUL GAJAH MADA DARI LAMONGAN


http://nizarmodo.co.cc.Tulisan ini disarikan dari berbagai sumber. Alasan penggunaan judul ‘legenda’ sendiri tak lepas dari kenyataan bahwa asal-usul Gajah Mada (1299-1364) sampai detik ini masih simpang-siur. Sebagian besar penelusuran asal-asul Gajah Mada bersumber pada cerita rakyat (folklore) dan pengkaitan nama dengan sejarah lokalitas/etinisitas daerah tertentu. Belum ada bukti otentik yang bisa menjelaskan darimana sebenarnya Gajah Mada. Dan karena masih sebatas dari mulut ke mulut (tutur-tinular), maka subyektifitas pun tak terhindarkan dalam setiap upaya menyingkap sejarah Gajah Mada.


Tapi, demikianlah Sejarah. Akan selalu ada bagian yang dipenuhi ambiguitas dan selalu terkait dengan sudut kepentingan kekuasaan pada masa tersebut. Ada faktor-faktor yang membutuhkan legitimasi dan justifikasi pada keberlangsungan kekuasaan. Dan, itu bisa diraih dengan pengkultusan dan senses of curiosity yang ujungnya adalah untuk mendapatkan keabsahan kekuasaan (power legitimacy) serta kebanggaan identitas sosial (the pride of social identity) pada tokoh bersangkutan.

Sejarah Indonesia, seperti halnya sejarah bangsa-bangsa lain, memiliki bab-bab yang ‘samar’ dan multi interpretasi. Dimulai dari raja-raja nusantara, zaman pergerakan, masa kemerdakaan, orde lama, orde baru hingga dekade sekarang ini, sebagian besar mempunyai babakan yang memunculkan heterogenitas opini dan bahkan kontroversi. Beberapa di antaranya sebagai contoh, ada peranan Demak dalam pengambilalihan kekuasaan imperium Majapahit. Demikian halnya dengan pembentukan dinasti Sutawijaya yang menggerogoti Demak dan memunculkan trah Mataram. Belum lagi ditinjau dari segi sosial religi berkaitan dengan penyebaran Islam dan memudarnya kekuasaan Hindu.

Pada konteks zaman pergerakan nasional, multi interpretasi terhadap latar belakang perjuangan melawan kolonialis pun beragam. Hal inilah yang memunculkan keberagaman definisi; pejuang ataukah pemberontak, pahlawan ataukah penghianat. Sebuah contoh sederhana, sejarah perjuangan rakyat Sulawesi Selatan. Sampai detik ini, masih sering terjadi perdebatan dalam memandang sosok Aru Palakka (Arung Palakka) berkaitan dengan perlawanan Sultan Hasanuddin terhadap Belanda. Di Buku Sejarah pelajaran sekolah, sebagian besar tahu bahwa Sultan Hasanuddin adalah pahlawan nasional sementara Aru Palakka bukan. Standar bakunya ialah, siapapun yang melawan Belanda, dia adalah pahlawan. Bagi sebagian orang yang paham kultur Bugis – Makassar, tidak segampang itu menarik garis dikotomi antara pahlawan dan penghianat untuk dua tokoh tersebut. Ada faktor histeriografi, etnisitas dan power politik yang ikut melatarbelakangi.

Tapi, sekali lagi, itulah sejarah.

Pada dimensi tertentu, pasti melahirkan bermacam analisa dan perdebatan. Apalagi, dengan rentang waktu yang jauh ke belakang, berjarak sekian generasi. Sementara yang ‘baru-baru’ saja sering tak bisa diungkap dengan gamblang. Beberapa pemberontakan pasca kemerdekaan, Supersemar, kasus-kasus masa reformasi, penculikan, dan serentetan peristiwa konflik horizontal, adalah contoh betapa kompleknya menyusun sebuah catatan sejarah.

Meski demikian, satu hal yang pasti: sejarah adalah catatan berdasar fakta dan keobyektifan. Kalaupun dari keobyektifan tersebut lantas melahirkan multi interpretasi dan kontroversi, sah-sah saja. Adalah wajar muncul perdebatan. Yang tak wajar ialah, jika dalam proses pengambilan kesimpulan, ada upaya rekayasa, pembelokan, bahkan penghilangan fakta sejarah. Sejarah dicatat, demi pembentukan bangsa yang cerdas dan bukan sebaliknya: bangsa bebek.


Dalam perspektif ke-Indonesiaan, Gajah Mada juga tidak bisa dipandang sebagai milik wilayah, etnis, atau apalagi orang tertentu. Sosoknya yang memang pernah eksis di percaturan politik global abad ke-13, sudah terintegral dengan sejarah nusantara, sehingga tentu saja sudah menjadi milik Indonesia. Sejarah tersebut bisa juga menjadi inspirasi di era ke-kinian dalam memajukan bangsa ini, semacam discovering in the old; revitalizing in the future.

Tulisan berikut terdiri dari dua bagian: (1) Legenda Gajah Mada dari Lamongan, (2) Beberapa Pendapat dan Dugaan lain berkaitan Asal-Usul Gajah Mada, di antaranya: Dari Sumatera, Bali, Kalimantan, NTB dan Mongol.dikecamatan modo ada SSB gajah mada

Bookmark and Share

2 comments

13 Maret 2011 pukul 17.37

tmenan t ikU..
hehe

16 Maret 2011 pukul 17.07

yo tenan bos kok

Posting Komentar

ISI KOMENTAR YA..SEMUA AKAN KU TRIMA ENTAH EJEKAN ATAU APA TETAP Q TRIMA SENANG BERBAGI DENGAN SOBAT ITULAH KEBAHAGIAAN SAYA. SPAM/LINK TAK DELETE, THANKS BRO:D